Snow Girl

Genre      : Romance, Sad. 

Main cast : Huang Zi Tao, Park Hye Mi, Kim Min Woo, Jung Yoo Geun.

Length     : Oneshoot.

Author      : Piyoo

Rated       : T

Note          : FF ini author buat 2 tahun lalu, kira-kira pas author kelas 7. Jadi, gaya bahasa masih rada kekanakan gitu. Mian ya, FF ini dari sono emang kaga pake poster hehehe.

 

Seoul, Winter (2012)

  Huang Zi Tao, namja cool nan ganteng ini merupakan namja keturunan Chinese dan Korean. Tao, begitulah ia disapa. Tao juga termasuk ulzzang di China, dan di Korea reputasinya juga tidak terlalu buruk. Banyak yeoja yang menyukainya. Siapa pun yakin bila Tao mengutarakan perasaannya pada seorang yeoja, yeoja itu tidak akan mungkin menolaknya. Sayangnya, Tao bukanlah tipe orang yang terlalu mudah menyukai seseorang. Cool. Itulah aura pertama saat bertemu dia. (Author: Udah ah jangan banyak ngemuji Tao, entar dia gede kepala lagi.. Lanjut #abaikan)

  Butir demi butir benda yang berwarna putih itu berjatuhan hingga menutupi seluruh tempat outdoor di Seoul. Akan tetapi, benda itulah yang sangat disukai setiap orang. Salju. Kegembiraan dirasakan semua orang, tidak terkecuali Tao. Setelah berpakaian musim dingin lengkap, ia segera keluar dari rumahnya dan merasakan butiran dingin itu.

  “Hey, Huang Zi. Aku yakin aku bisa melemparkan banyak bola salju padamu sebelum kau melemparkan satu bola salju pun.” seru Minwoo, terdengar seperti menantang.

  “Oh yeah? Mari kita lihat!” Tao tak mau kalah. Tao mengambil segenggam salju kemudian membentuknya seperti bola, bola salju Minwoo telah siap dan tanpa menunggu lama ia melemparkan bola salju itu kepada lawannya. “Kau harus lebih fokus Minwoo. Tembakanmu melenceng. Hahaha!” tawa Tao. Tao melemparkan bola saljunya, Minwoo menunduk sehingga tidak kena.

  “Aish! Apa yang kau lakukan!!” pekik seorang yeoja. Bola salju itu mengenai mukanya. Wajahnya terlihat pucat sehingga agak membuat Tao panik.

  “Mianhae, aku tidak sengaja. Biar aku bersihkan muka.” Tao menatap sinis Minwoo. Minwoo membalasnya dengan sebuah mherong.

  “Andwae!” yeoja itu  menepis tangan Tao yang ingin membersihkan wajahnya.

  “Hey, sakit tau! Tidak bisakah kau sopan sedikit?!” Tao sedikit berteriak, karena yeoja itu sudah pergi menjauh. “Arraseo! Gomawo!” matanya menuju kea rah Minwoo.

  “Untuk apa?” Minwoo bingung.

  “Untuk semua yang terjadi tadi!” Tao berlari ke rumahnya.

  “Hey itu kan salahmu!” kata-kata Minwoo itu dibalas dengan hantaman kuat pintu rumah Tao.

***

  Pagi yang cerah, tetapi tetap saja dingin. Tao tidak ingin lekukan lekukan indah –six pack- di badannya menjadi rusak akibat musim dingin karena ia malas beraktivitas. Untuk itu, ia memutuskan akan pergi ke taman. Setidaknya, ia berolahraga ringan disana. Pakaian musim dingin lengkap dengan sarung tangan dikenakannya. Ia berjalan kaki walau dingin menusuk tubuhnya. Sesampainya ia di taman, ia langsung berolahraga ringan. Memang tidak ada keringat, tetapi bisa menghangatkan tubuhnya. Lelah berolahraga ringan, ia melihat ada satu bangku taman yang hanya diduduki seorang yeoja. Ia berlari ke sana, kemudian duduk di bangku itu. Yeoja itu menatap pelan pada Tao. Ia mengemasi barangnya, kemudian berdiri untuk pergi. Tapi, Tao menahannya dengan genggaman tangannya.

  “Tidak sopan jika kau pergi begitu saja.” ucap Tao. Tangannya dingin sekali.. “Bahkan, kita belom berkenalan.. emm.. Arraseo, joneun Huang Zi Tao imnida, Tao.. Mianhae untuk yang kemarin. Siapa namamu?”

  “Hyemi, Park Hye Mi imnida.”  jawabnya pelan, “Lupakan saja.”

  “Senang berkenalan denganmu, Bisakah kita bertemu lagi? Di taman ini, besok.” tawar Tao.

  “Hmm… Arraseo.” tampak lekukan indah –senyuman- di wajahnya.

  “Mianhae, aku tak bisa berlama-lama.. Pai pai!”. Hyemi membalasnya dengan senyuman. Kemudian, Tao pergi menjauh. Berlari menuju rumahnya.

***

  “Sudah lama menunggu?” seperti janjinya, Tao menemui Hyemi. Yeoja yang awalnya ia anggap aneh, namun kini ia mulai tertarik padanya.

  “Anio.” Jawab Hyemi pelan.

  “Kau suka menggambar emm…” Tao mengingat-ingat, “manga?”

  “Ne, aku senang menggambar manga dan karikatur.” Hyemi menunjukan gambar manga yang baru setengah ia selesaikan.

  “Kau bisa menggambar mangaku?” pinta Tao, “Bagaimana jika sambil meminum coklat hangat di kedai itu?”

  “Arraseo.” Hyemi tersenyum kembali. Mereka berjalan beriringan menuju kedai itu, memasukinya kemudian menduduki meja yang kosong. Hyemi membuka mantelnya, karena udara di kedai begitu hangat akibat penghangat ruangan.”

  “Ahjumma.. Aku pesan dua gelas susu coklat hangat ya..” Tao mengalihkan pandangannya pada Hyemi, “Aku ingin liat kau melakukannya.”

  Hyemi mengambil salah satu pensil di tempat pensilnya, kemudian ia mulai menggoreskannya pada kertas gambar. Kepala, rambut, mata, hidung hingga akhirnya kaki. Ia memberikan beberapa goresan pensil yang sedikit dimiringkannya pada beberapa bagian, kemudian membuat sedikit kantung pada mata Tao.

  “Hey, aku terlihat seperti panda yang kelaparan -kurus-!”

  “Oppa memang mirip panda. Gambar ini mirip sekali dengan oppa! ”Hyemi menghembuskan angin dari mulutnya, kemudian menyeruput sedikit demi sedikit susu coklat hangat yang telah diantarkan oleh seorang ahjumma saat ia sedang menggambar.

  “Dasar kau ya!” Tao mencubit pipi Hyemi pelan. Semuanya terdiam, tampak rona merah pada pipi Hyemi –malu-. “Kau ingin pulang? Bolehkah aku mengantarkanmu?”

  “Ne^^”. Hyemi dan Tao berjalan kembali ke taman untuk mengambil sepeda Hyemi, Tao membonceng Hyemi dan mengantarnya pulang. Rumah Hyemi dan Tao tidak terlalu jauh, jadi Tao akan kembali ke rumahnya dengan berjalan kaki.

***

Tao POV’s

  Kumatikan penghangat ruangan yang sedari kemarin terus menyala tanpa henti kemudian kukenakan pakaian musim dingin lengkap. Kubuka pintu rumahku, berjalan menjauh dari pintu itu.

  “Huang Zi, kau ingin bertemu yeoja itu? Hahaha kukira kau perang dingin dengannya ternyata kalian begitu hangat!!” teriak Minwoo.

  “Bagaimana kau tau?” aku bertanya-tanya.

  “Sudah kubilang sejak dulu, aku tau apa yang kau lakukan, panda. Hahaha!” tawa Minwoo begitu keras.

  Aku tak menghiraukannya, langsung saja aku meninggalkan tempat itu.Menyusuri jalan yang dingin, hingga sampai di tempat yang kutuju. “Annyeong!” kuketuk pelan pintu rumah itu. Tak ada jawaban, kucoba membukanya. Tak terkunci. Tanpa menunggu aku langsung memasuki rumah itu, mencari-cari sosok yang mulai kusukai. Ah itu dia, duduk di kursi piano. “Annyeong Hyemi! Sedang apa?”

  “Annyeong oppa. Seperti yang oppa lihat.” ia menjawab dengan suara lembutnya yang khas. Tidak terdengar alunan melodi, tanpa sengaja aku melihat ia menyembunyikan tangannya, ia merasakan tatapanku “emm… gwenchana oppa, aku tidak apa-apa. Aku hanya keram, ini sudah biasa terjadi..” ia tersenyum, “Aku ingin sekali membuatkan oppa sesuatu tetapi tanganku keram, oppa bisa mengambil minum yang oppa suka di kulkas.”

  “Oppa tidak haus..” aku tersenyum, sejujurnya aku khawatir dengan kondisinya. Tetapi, tatapan matanya seperti berkata Aku tak apa, oppa. Tak usah khawatir.. Kuambil gitar yang tergeletak di sofa, aku mencoba membuatnya senang. Kunyanyikan sebuah lagu mellow yang aku senangi. Ternyata ia menikmatinya. Tampak dari gerakan kepalanya yang seperti menari-nari walau masih dengan posisi tangan yang bersembunyi.

FLASHBACK

Hyemi POV’s

  Jari-jariku menari-nari di tuts-tuts piano, sehingga terdengar alunan melodi yang sangat indah. Tanpa sadar kepalaku juga ikut menari. Aku sangat menikmatinya. “Akhh… Aigo, tanganku.. Tanganku, sakit sekali.. Ottokhae?” kurasakan sakit yang luar biasa pada tanganku. Tanganku, tanganku gemetar. Tanganku tak kuasa menahan rasa sakitnya, begitu pula aku. Rasanya sakit sekali. Aku coba mengambil sapu tanganku, kemudian kugigit. Dan, aku berteriak dalam sapu tangan itu. Itu bertujuan agar tidak ada seorang pun yang mendengarnya.

  “Annyeong!” terdengar suara seorang namja dan suara ketukan pintu, aku mengenal suara itu Aigo itu Tao oppa, ottokhae?. Kuambil sapu tangan yang kugigit, lalu kuletakkan kembali.. “Krekk..” suara pintu yang terbuka. Sehingga tanpa berpikir panjang langsung saja kusembunyikan tanganku yang masih terasa sangat sakit itu.

FLASHBACK END

***

Author POV’s

  Tampak seseorang mengendarai sepedanya menyusuri jalan yang sedikit licin akibat salju yang masih turun. Ia berhenti di salah satu rumah dan memarkirkan sepedanya. Ia mendekati pintu rumah itu, “Annyeong haseyo oppa!” ia mengetuk pintu itu dengan pelan.

  Namja yang mendiami rumah itu, kemudian membukakan pintu. Ia sedikit menguap “Annyeong.. Aigo, Hyemi?! Mianhae, aku tampak berantakan sekali begitu juga rumahku.” Penampilannya kacau sekali, rambut yang berantakan dan masih mengenakan piyama. “Silahkan duduk, mianhae harus menunggu tapi aku berbenah dulu ya.” Hyemi mengangguk pelan.

  Setelah selesai berbenah, Tao kembali ke ruang tamu sambil membawa dua cangkir susu coklat hangat dan beberapa makanan ringan. Mereka menikmatinya bersama. Tao membuka pembicaraan “Ada yang ingin aku berikan untukmu.”

  “Mwo?” betapa terkejutnya Hyemi saat Tao memberikan miniatur gadis manga yang kira-kira setinggi 5 inci dan ada pula sarung tangan musim dingin yang bergambar manga. “Aigoo… How cute!! Gomawo oppa!” seru Hyemi. Kemudian, Hyemi meraba tasnya dan mengeluarkan sepasang dua boneka panda yang menggunakan hanbok. Yang satu namja dan yang satu lagi yeoja, dan ada juga sarung tangan musim dingin bergambar panda. “Yang namja untukku dan yang yeoja untuk oppa. Semoga oppa selalu mengingatku dengan boneka panda ini, begitu pula aku. Aku akan selalu mengingat oppa dengan boneka panda ini.” Hyemi memberikannya pada Tao.

  “Aku akan selalu mengingatmu, tak akan mungkin aku melupakanmu..” Tao mengambil boneka dan sarung tangan musim dingin itu.. Keduanya terdiam, masih terpaku antara satu sama lain. Kemudian suasana menjadi dingin. Tao mendekatkan kepalanya, begitu pula Hyemi. Tapi, saat kepala mereka sudah sangat dekat Hyemi menundukkan kepalanya. Tao mendekatkan bibirnya, melihat Hyemi menundukkaan kepalanya. Tao menahan perilakunya, mengangkat kepalanya ke dahi Hyemi. Dan, memberikaan ciuman, ciuman kasih sayang dan persahabatan. Tangan Hyemi gemetar dan terasa sedikit sakit. Tao menyadarinya, kemudian berkata “gwenchana..”

***

One year later..

  Semenjak liburan musim dingin usai, Tao tak pernah melihat Hyemi lagi. Ia sibuk menyusun skripsi agar ia dapat cepat-cepat lulus dari universitas. Ia tak pernah berkunjung ke rumah Hyemi lagi. Hari ini, Tao ingin mengunjungi Hyemi. Mengajaknya menghadiri pesta kelulusan Tao yang berlangsung beberapa minggu lagi. Ia menginjakkan kakinya pertama kali di depan rumah Hyemi setelah telah lama tidak bertemu dengannya. “Annyeong Hyemi-ah!” ia mengetuk pintu rumah Hyemi. Namun, tidak ada balasan ia melakukannya berkali-kali. Dan ia yakin rumah itu kosong. Seorang anak laki-laki kecil, tetangga Hyemi tampa sedang bermain di pekarangan rumahnya. Tao menghampirinya.

  “Yoogeun-ah! Dimana Hyemi?” tanya Tao.

  “Hyung benar-benar ingin menemui noona?” Yoogeun meyakinkan Tao.  Tao hanya mengangguk. “Ayo ikuti aku!” Tao mengikuti tiap langkah kaki Yoogeun. Hingga akhirnya, mereka berhenti di sebuah makam yang nisannya bertuliskan ‘R.I.P Park Hye Mi’ “Noona meninggal akibat penyakit anemia yang di deritanya..”

  “Anio.. Hyemi masih hidup, ini bukan dia!!” Tao sungguh terkejut. Air mata yang dibendungnya pun tak kuasa ia bendung lagi, air mata itu mengalir membasahi pipinya. Ia tak percaya apa yang ia lihat saat ini. “Hyemi, kau tau? Kita selalu ditemukan saat musim dingin. Dan kau tau? Setelah lama tak bertemu, di musim dingin ini kita bertemu lagi dengan kau yang telah meninggalkanku.. Kau tidak mati, kau tetap hidup di hatiku, Hyemi.  Kau adalah gadis salju ku, my snow girl yang tidak akan mungkin aku lupakan selama hidupku. Semoga kau bahagia di sana..” Air mata demi air mata Tao jatuh di makam Hyemi, Hyemi dapat merasakan kesedihan Tao walau tak berada di sisinya lagi. Setelah mengunjungi Hyemi, ia kembali ke rumah Hyemi. Sepanjang ia terus memikirkan Hyemi, Jadi inilah rasa sakit yang disembunyikan Hyemi padaku.. Tao memasuki rumah Hyemi dan melepaskan semua rindu dan kenangan di sana.

 

END

052’s X (Target)

ImageAuthor        : Piyoo

Main Cast    : Jung Hyemi, Oh Sehun, Kim Jaebin.

Cast            : Son Donghwa, Park Taehyuk, etc.

Genre          : Action, Romance, (semi) Yadong .-.

Rated                   : T to M.

 

WARNING! Pada typo dan kata-kata yang rada gaje ._.

~~~~~~~~~~~

  “Hyemi-ah~ ayolah tolong aku… Aku benar-benar mem-”

  “Yya!! Kim Jaebin oppa!! Tidak kah kau mengerti? Aku jadi hiatus sekolah begini gara-gara siapa?! HA?!” terdengar helaan nafas frustasi di seberang telepon.

  “Aku janji hal semacam itu gak terjadi lagi. Ayolah Hyemi-aa~~~~~~” kubuat nada bicaraku selembut mungkin untuk membujuk wanita berhati es(?) ini.

  “Argh.. Baiklah! Apa yang harus aku lakukan?”

  “Haa~~ syukurlah. Tunggu saja di apartemenmu, aku segera ke sana~”

  Biib…

*052*

 

  “Kim Jaebin.. Cks.. Neo… Jinjja!” Hyemi terus saja menggerutu seiring dengan langkahnya menuju suatu ‘night club’. Ia memasuki club itu, kemudian mengedarkan pandangannya. Mencoba menyesuaikan diri dengan ‘tempat itu’.

  “Hey, manis! Mau bermain bersama?”

  “Aku tak suka main bersama. Bermainlah dengan tante itu, om! Apakah satu tidak cukup? Cks” ia mendengus kesal. Baru saja ia ingin berkeliling, tiba-tiba..

BUG

  Seseorang menarik –mungkin mencengkeram- tangan Hyemi kasar, kemudian mendorongnya ke tembok.

  “Apa itu artinya kau hanya ingin berdua saja?”

  “Maaf ya, om! Kau bisa cari ‘tante-tante’ yang berpengalaman untuk hal semacam itu.” Hyemi tersenyum kesal.

  “Siapa yang kau panggil dengan ‘om’, adik kecil?”

  “Wajahmu benar-benar menggambarkan seorang pedophil.” Lagi-lagi Hyemi tersenyum, kali ini tersenyum meremehkan.

  “Wah, apakah adik kecil kita ini kabur dari tugas kelompoknya demi mencicipi dunia malam?” Pria itu meletakkan kedua tangannya di kedua sisi kepala Hyemi, ia memajukan kepalanya. “Apa kau mau mencoba bermain?”

  ‘Oh tuhan, dia megeluarkan smirk-nya. Aku tidak boleh kalah!’ Hyemi mengeluarkan senyumnya, “Maaf, kabur dari tugas? Orang yang tidak bertanggungjawab, benar-benar bukan diriku. Apakah itu pengalaman pribadimu, eoh?” Hyemi menurunkan tangan pria itu dari kedua sisi kepalanya, kemudian melangkah pergi. Tapi, langkahnya terhenti. Ia membalikkan badannya, “Oh ya… Terima kasih atas ajakannya, tapi aku tidak tertarik.” Ia kembali berjalan menuju pintu keluar. Meninggalkan pria tadi yang sedang mengembangkan senyum seringaian di bibirnya.

 

*052*

 

BRAK

  “Yya! Yya! Yya! Hey! Hey! Jangan menutupnya terlalu kuat, ini bukan mobilku tau!”

  “Hhhhh…. Terserahlah.”

  “Otte? Ketemu?” Apa kau ditawari narkoba? Bagaimana wajah si ‘bandar’ itu? Menyeramkan, tidak?” Hyemi baru saja akan menjernihkan pikirannya, tapi Jaebin langsung menyerangnya dengan pertanyaan beruntun.

  “Tidak bisakah oppa diam dulu?” Ok. Tidak seharusnya kau menyerangnya dengan pertanyaan beruntun seperti itu Jaebin-a.

  “Oh, Ok!” Jaebin menggerakkan jari jempol dan telunjuk di depan bibirnya seakan sedang menutup mulutnya dengan resleting.

  Terdengar helaan nafas menenangkan, kemudian Hyemi mulai bercerita. “Misi tadi benar-benar buruk untukku dan tentu saja si ‘bandar’ itu belum kutemukan.” Hyemi memberikan jeda. “Bukannya ketemu, aku malah hampir diperkosa sama om-om sarap.”

  Jaebin membulatkan matanya, ada rasa bersalah terbesit di hatinya. “Jadi? Kau ingin mundur?”

  “Mana bisa begitu, mundur dan menyerah benar-benar bukan aku.”

  “Hilangkanlah dulu ego-mu itu. Aku bersalah telah memintamu melakukan hal ini. Lebih baik kau mundur, aku saja yang menyelesaikannya.”

  “Ah sudahlah! Aku yang memulainya maka aku juga yang meyelesaikannya.”

  “Jangan memaksakan diri.”

  “Sudahlah..”

*052*

 

  Hyemi benar-benar orang yang keras kepala, ia masih saja ingin menyelesaikan misi itu padahal dia tau sendiri bagaimana akibatnya. Ia memasuki club itu lagi untuk menemukan ‘buronan’-nya. Ia mengedarkan pandangan hingga pandangannya berhenti pada sosok yang ia kenal. Walaupun ia hanya melihat punggung orang itu dari jarak yang cukup jauh, tetap saja ia masih mengenali orang itu.

  ‘Jangan berbalik, kumohon. Jangan berbalik.’ Sayangnya, orang itu langsung berbalik setelah Hyemi menyelesaikan do’anya. Ia melihat Hyemi sedang berdiri dan menatapnya intens. Orang itu hendak mendekati Hyemi.

  ‘Aaa… Ottokhae?’ Dengan wajah cemas, Hyemi mundur perlahan. Pandangannya masih terus menatap orang itu. Kenapa tidak lari saja? Ah~ kau benar, tapi itu tidak semudah yang dikatakan. Ia terlalu takut hingga kakinya tidak kuat menahan bobot badannya.

  “Bisakah kau berhenti mundur? Jangan menjauhiku terus.”

  ‘Ah benar, aku harus menghadapi dia. Pria semacam dia pasti ‘pemakai’ dia pasti tau siapa ‘buronan’-ku itu.’ Hyemi menghentikan langkahnya, dan pria itu segera menghampirinya.

  “Oh Sehun.” Pria itu menyodorkan tangannya, hendak mengajak Hyemi berjabat tangan. “Kita belum bertemu secara formal.”

  “Kenapa aku harus berjabat tangan dengan orang yang hendak memperkosaku?”

  “Aaaaa~~” Pria itu -Sehun- menurunkan tangannya dan menggaruk tengkuknya kikuk. “Kau masih mengingatnya?”

  “Bagaimana aku bisa lupa kejadian yang tidak sampai 24 jam yang lalu itu.”

  “Ah, maafkan aku. Aku dalam pengaruh alkohol kemarin. Aku benar-benar minta maaf.”

  “Penipu gila, bagaimana bisa seseorang yang minum terlihat begitu segar dan mengingat kejadian yang dialaminya selama mabuk dengan jelas?” Kau tak bisa membohongi seorang Jung Hyemi, Oh Sehun.

  “Aaa~~ jinjja? Aku memang seperti itu, kok. Aku tidak berbohong. Apa perlu aku buktikan?”

  “Kenapa repot-repot membuktikannya, Oh Sehun-ssi?”

  “Jadi bagaimana? Kau memaafkanku?” Apa kau benar-benar membutuhkan ia memaafkanmu?

  “Ya, walaupun aku tau penjelasanmu benar-benar gila. Aku harus apa? Hal itu sudah terlanjur.”

  “Baiklah, bagaimana kalau duduk dan minum dulu?” Sehun langsung saja menarik tangan Hyemin dan menyuruhnya duduk di kursi bar dengan gerakan matanya. “Tenang saja, aku traktir kok!”

  “Diberi sejuta dollar pun, aku tak akan mau minum.” Jung Hyemi memang benar-benar susah ditaklukan.

  “Sepolos itu kah dirimu? Kasihan sekali…” nada bicara itu, nada bicara meledek khas Sehun –datar tetapi berbahaya-.

  “Bukan karena tidak pernah atau pun tidak ingin.” Hyemi menghadap ke Sehun. “Tetapi karena bersama orang sepertimu.” Hyemi hendak melangkah pergi, tapi Sehun dengan cepat menahan tangannya.

  “Apakah kau akan datang lagi?”

  “Kenapa kau ingin tau?” Hyemi menggerakkan tangannya, mencoba melepas tangan Sehun dari lengannya.

  “Dimana rumahmu?”

  “Rumahku? Yang pasti aku tidak bermalam di club malam sepertimu.” Tangan Sehun terlepas dari lengannya, ia segera pergi meninggalkan pria gila itu. Tetapi, ia membutuhkan pria itu untuk menyelesaikan misinya. ‘Arggh! Kenapa misi ini harus berkaitan dengan pria gila itu?!’ Ia benar-benar frustasi saat ini.

*052*

  Sinar matahari musim panas mengawali pagi yang sangat cerah ini. Tapi tampaknya seorang yeoja enggan untuk mengawali pagi ini dengan cepat, terbukti dari dirinya yang masih terlelap seakan tiada hari esok untuk tidur.

BIIIIBB BIIIIIBB BIIIIBB WAKE UP WAKE UP

  Alarm berbentuk anak ayam terus berteriak membangunkan si yeoja pemalas itu.

  “Arrasseo! Arrasseo! Aku bangun~! Hooaaaaamm~!” yeoja itu menyerah, terlalu berisik baginya untuk tidur kembali. Ia berjalan malas ke kamar mandi, dan kemudian bersiap-siap.

  Hyemi sedang menuang air panas ke dalam cangkir yang telah berisi bubuk kopi, kemudian mengaduknya agar tercampur. “Hmmm…. Aku lupa aku hiatus –lebih tepatnya dihiatuskan- akademi.” Ia berjalan mendekati kalender, “Aku masih harus menunggu lima bulan lagi. Huuhhh menyebalkan.”

  Hyemi mengambil menggendong tasnya. Ia berjalan menuju pintu dan membukanya.

  “Annyeong haseyo~!” seseorang menundukkan kepalanya tepat saat Hyemi membuka pintu apartemennya.

  “Nu-.. Sehun-ssi?!”

  “Ne?” wajah Sehun terlihat sangat bahagia dan polos –aneh-.

  “Bagaimana kau tau-” Hyemi terdiam sebentar, “Yya!! Kau membuntutiku kan?!”

  “Kau senang, kan?” tanya Sehun bahagia.

  “Cks, senang?” Hyemi terkekeh meremehkan, kemudia segera berlalu meninggalkan Sehun. Hyemi terus melangkah, tetapi ia agak merasa risih. Ia merasa seseorang mengikutinya, dan ternyata benar! Ia membalikkan badannya, terlihat Sehun dengan pandangan mengawasi sekaligus bahagia dengan kikuknya tersenyum kepada Hyemi

  “Orang itu, benar-benar sangat gila!” Hyemi mengumpat Sehun dengan suara yang pelan.

  “Terima kasih!” sepertinya orang gila itu mendengarnya.

 

  Sudah lebih dari satu jam mereka –lebih tepatnya Hyemi- hanya duduk di halte bus, belasan bus telah melewati halte itu tapi yeoja itu masih betah duduk manis menunggu dan menunggun, ntah siapa yang ditunggunya. Ia juga tidak terlihat seperti menunggu seseorang.

  ‘Sial! Cewek itu sedang mempermainkannya’ sebenanya Sehun sudah sangaaaat geram dan tidak sabar lagi. Sudah seberapa tepos pantatnya sekarang(?)

  ‘Oh tidak, orang gila ini masih betah juga rupanya.’ sepertinya sekarang Hyemi tidak tahan juga.

Hyemi berdiri dari duduknya, Sehun yang melihat hal itu merasa bingung dan bahagia. Rasanya seperti ia akan melompat senang karena bisa berdiri tegak diatas kakinya kembali(?)

  “Kau lelah menunggu kan? Atau kau mengerjaiku?” tanya Sehun dengan nada –sok- polos.

  “Keduanya.. mungkin.” Jawab Hyemi ketus.

  “Aku bukan orang yang mudah menyerah lho.”

  “Kenapa kau mengatakan hal tak berguna seperti itu?”

  “Entahlah, hanya saja aku rasa kau perlu tau hal itu.” Sehun menatap Hyemi,

  “Aku tak peduli!” tapi Hyemi mengalihkan pandangannya.

  Mereka kembali berjalan beriringan, seperti seorang artis yang sedang dibuntuti pengawalnya diam-diam. Jika tidak sedang berniat menyingkirkan seorang Oh Sehun, mungkin saja sekarang Hyemi tengah duduk sambil meminum segelas moccacino di salah satu cafe. Memikirkan cara untuk mendapatkan ‘buronan’-nya dengan cepat.

  Hari semakin terik, Hyemi makin tidak mengerti arah tujuannya. Ia hanya terus berjalan dan berjalan seakan tak mengenal lelah.

  “Hey, kau kelelahan kan?” tanya Sehun, “Ayo minum segelas Americano dulu di cafe itu!”

  “Sirheo!” Hyemi masih saja keras kepala. “Kalau kau memang haus pergi saja ke cafe itu sendiri!”

  “Bukan aku yang haus, tapi kau sendiri!” pernyataan yang tepat sasaran, sehingga membuat Hyemi tetap diam dan terus berjalan.

  “Kau gadis sarap yang keras kepala!”

  “Dan kau lelaki gila bodoh yang mesum!”

 

  Lelah berjalan tak tau arah, Hyemi memilih beristirahat di ayunan salah satu taman terdekat. Dan, Oh Sehun duduk di ayunan yang ada di sebelahnya.

  “Berhentilah mengikutiku!” Hyemi benar-benar kesal sekarang.

  “Sirheo!” pria itu mengembalikan omongannya.

  “Haaaa~hh! Terserahlah!”

Hening..

 

Hening..

 

Hening..

  “Piyoo-yya!! Kau mau kemana?”

  “Hey dik! Kau bisa tertabrak!” teriak Hyemi spontan.

 

BUUUK

 

CIIITTT

 

  “Ajjusshi? Kau tak apa?”

  “Ne.. Hmm..” Sehun terlihat bingung hendak berkata apa.

  “Yoon Mi imnida.” tapi sepertinya adik kecil itu mengerti.

  “Yoon Mi tak apa?” adik kecil itu tidak menjawab, dia hanya mengangguk mengiyakan. Seseorang –mungkin dua orang- menarik badan Sehun membantunya berdiri.

  “Sehun? Kau tak apa? Nekat sekali.” ternyata salah seorang itu Hyemi.

  “Hehe..” Sehun hanya menggaruk tengkuknya.

  “Kakimu terluka, ayo ke rumahku! Akan kubantu mengobatinya.” Sehun mengangguk sambil cengegesan gak jelas, ‘seperti idiot’ pikir Hyemi.

  “Yoon Mi-yya!! Kau harus berhati-hati, arrachi?”

  “Ne ajjushi. Maafkan aku ya!” Sehun mengelus lembut rambut anak itu.

  “Kau sangat manis. Jangan bertingkah ceroboh lagi ya!” Hyemi ikut menasehati.

  “Hmmm…” adik kecil itu mengangguk mengerti.

*052*

  Hyemi tengah membersihkan luka di kaki Sehun. Luka itu cukup besar dan darahnya masih enggan berhenti sampai saat ini. Hyemi dengan telaten mengoleskan obat merah dan membalut luka itu.

  “Tadaa~~ selesai!” seru Hyemi. Ia menatap wajah Sehun, tapi selanjtnya ia malah terlamun ntah apa yang dipikirkannya.

  “Kau sedang berpikir betapa baiknya aku kan?” tanya Sehun penuh percaya diri, “ Sudahlah~ Hal seperti itu sudah biasa. Semua orang mengandalkanku.”

  “Bukankah kau berlebihan?”

  “Begitukah?”

  “Ani, bukan begitu maksudku. Kau yang tadi sangat berbeda dengan kau yang berada di club. Kau tak perlu repot-repot menolong anak itu hanya untuk membuktikan kalau kau orang baik, bukan?” Ah~ mereka berdua sama-sama terlau percaya diri.

  “Aku menolong anak itu bukan karena itu tau. Anak itu sangat manis, jadi aku merasa harus menolongnya.” kata-kata Sehun terdengar tulus, tapi siapa yang tau isi hati seseorang.

  “Hanya itu?”

  “Tentu saja! Kita tidak perlu mencari alasan untuk membantu seseorang, benar kan?” Sehun tersenyum tulus, dia tenyata orang baik.

  “Ya, benar.”

To Be Continued

Kyaaaa~~~ Akhirnya selesai juga ff ini TT 

Seharusnya udah post dari awal juni, tapi ide nya baru lancar sekarang.

Maafkan author /formal sorry ala Korea/

 

Tungguin terus Chapt 2 nya yaaa~~~

Secepat mungkin bakal Author post ok ^_~

052’s X

Haiii~~~ posting pertamaku nih di wp.. 

Newbie juga dalam dunia per-author-fanfiction-an(?)

 

Oke, langsung aja… Eitss.. Tapi, aku belum mau posting 1st chapter dulu. Aku mau post Teasernya aja dulu.. 

Kalau 1st chapter-nya udah 1K words baru aku post..


 

052’s X

    

     Author        : Piyoo

     Main Cast    : Jung Hyemi, Oh Sehun, Kim Jaebin.

     Genre          : Action, Romance, (semi) Yadong .-.

     Rated           : T to M.

*****

“Haa~~ syukurlah. Tunggu saja di apartemenmu, aku segera ke sana~”

.

“Kim Jaebin.. Cks.. Neo… Jinjja!”

.

   “Hey, manis! Mau bermain bersama?”

.

“Wah, apakah adik kecil kita ini kabur dari tugas kelompoknya demi mencicipi dunia malam?” 

.

“Mana bisa begitu, mundur dan menyerah benar-benar bukan aku.”

.

“Kenapa aku harus berjabat tangan dengan orang yang hendak memperkosaku?” 

.

“Kenapa repot-repot membuktikannya, Oh Sehun-ssi?”


 

Tadaaaaa~~~~ itu tadi secuil cuplikan dari 052’s X 

Penasaran? Comment  yang banyak biar aku semangat ngetiknya hehe :b

Paii~~~~ See You on 1st Chapter of 052’s X